Sabtu, 28 Juni 2014

Mendaki Gunung

Berbicara hobi, banyak orang-orang yang tidak mengerti dan heran dengan hobi saya yang satu ini. “Ko’ naik gunung?, naik gunung kan cape”, ”Naik gunung kan harus hujan-hujanan, panas-panasan”, “Naik gunung itu bahaya”, “Di gunung kan gak ada listrik”. Ungkapan-ungkapan seperti itu sering saya dengar baik dari kawan-kawan dekat atau orang-orang yang ngobrol dengan saya.

Naik gunung cape; memang, tapi bukan hanya cape, dibalik lelah perjalanan mendaki gunung, ada pelajaran yang  saya dapat, belajar tidak mudah menyerah, bahwa untuk mencapai sesuatu yang diharapkan perlu perjuangan yang sungguh-sungguh.

Naik gunung itu harus hujan-hujanan dan panas-panasan; untuk melihat pelangi harus ada hujan dan sinar matahari, kan? Dan saya hanya mencoba untuk merasakan “pelangi itu dari dekat”.

Jumat, 20 Juni 2014

Tentang Kenangan

Sesungguhnya adalah dia orangnya, sesosok wanita yang selalu kurasakan rindu kepadanya, yang bersamaan dengan datangnya rindu itu akan membuatku kecewa, jika aku ingin, tapi tidak.

Yang di masa lalu darinya hadir tatap mata yang indah, dan masih sampai saat ini. Senyumnya, juga melukiskan keindahan, sebab memang keindahan adalah semua yang ada di dirinya. Wanita yang cantik, dan manis karena iya, tak perlu ada keraguan untuk mengakui semua itu darinya.

Wanita yang tidak memberi penyesalan kepadaku bahwa sudah pernah mencintainya, yang kepadanya dari mulutku tak pernah terucap "Aku mencintaimu".

Tapi bagaimanapun, selain cantik dan manis, dia hebat. Tanpa kuberitahu, dia bisa mengetahui perasaanku kepadanya, perasaan yang akan sama untuk waktu yang selama-lamanya, bukan cinta, tapi kasih sayang, sebab rasa cinta mungkin bisa hilang dengan berjalannya waktu, tapi rasa sayang tidak bisa hilang sampai kapanpun, karena rasa sayang itu cakupannya luas. Dan aku tak ingin kehilangan rasa kepadamu.

Aku menyayangimu.

Rabu, 04 Juni 2014

Sapu-Sapu Rinjani (via Sembalun-Senaru)



Rinjani adalah nama sebuah gunung, sehingga orang-orang menyebutnya Gunung Rinjani, tapi itu buat mereka, buatku Rinjani juga memang gunung, gunung yang terletak di planet Bumi. Gunung yang berketinggian 5000 meter jika dihitung dari 1274 meter dibawah permukaan laut. Gunung yang sangat indah dan bagus tapi keren juga cape untuk mendakinya. Gunung yang pantas untuk kurindui di masa yang akan datang.

Jumat, 23 Mei 2014
Perjalanan dimulai dari stasiun Pasar Senen, Jakarta, tapi saya berangkat di hari Jumat, bukan Senin, ga apa-apa. Saya berangkat bersama beberapa kawan saya untuk menuju Yogyakarta via KA Progo yang dijadwalkan berangkat pukul 22.00. Tim kereta terduduk dari 7 orang (karena kami di kereta duduk, ga berdiri) yaitu saya, Mas Angga, Mas Doni, Bang Joseph,Bang Yansen, Alan dan Mas Joshua. Naik kereta itu enak, kita ga perlu bayar, karena sudah beli tiket sebelumnya. Setelah kereta datang, kami naik, dan kereta berjalan. Perjalanan malam di kereta dihabiskan untuk istirahat dengan cara tidur yang dimana sebelumnya harus merem dulu agar bisa.

Sabtu, 24 Mei 2014
Sekitar pukul 07.00  kereta tiba di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Kami turun, cari makan di sekitar stasiun dan masuk kembali ke stasiun agar untuk bisa bersih-bersih dan menunggu keberangkatan KA Logawa yang akan membawa kami ke stasiun Surabaya Gubeng. Kereta tiba sekira pukul 09.00  dan kami langsung naik kereta untuk lagi-lagi tidak membayar karena juga sudah membeli tiket sebelumnya. Sepanjang perjalanan dihabiskan untuk istirahat dan bermain gapleh untuk hiburan. Pukul 15.00  KA Logawa tiba di stasiun Surabaya Gubeng, kami turun, keluar stasiun dan mencari taksi untuk mengantarkan kami ke Bandara Juanda. Kami dapat dua taksi, satu taksi berisi 3 orang dan satu lagi 4 orang. Perjalanan ke Bandara Juanda tidak terlalu lama, sekitar pukul 16.30 kami sudah tiba di Bandara Juanda, bayar taksi dan langsung masuk bandara. Melewati security check, kesialan menimpa, total 9 tabung gas hi-cook disita karena tidak bisa masuk pesawat, lalu kemudian check in ke counter Wings Air dan perjalanan kami yang semula seharusnya pukul 18.20 delay menjadi 18.50, ga apa-apa, Indonesiawi. Pukul 18.50 kita naik pesawat dan tiba di Lombok pukul 21.00 (waktu Lombok lebih cepat dari waktu Jakarta,nyuri start dia), ketemu sama temen-temen yang lain yang sudah tiba duluan di Lombok, ada Irfan, Fajar, Mba Santi, Nunu, Mba Mida dan Mba Bevy, tinggal tunggu 3 orang lagi berarti, Mas Tuken sebagai salah satu porter juga sudah ada di bandara. Pukul 22.00 Mas Gorga dan Mas Qholis datang, tinggal tunggu satu orang lagi, Om Fanto, yang sebelumnya mengabarakan pesawatnya delay di Denpasar. Sambil menunggu Om Fanto datang, tim yang sudah tiba menyusun keril ke atas 3 mobil carteran yang sudah stay di parkiran bandara. Pukul 23.00 Om Fanto tiba, lengkap sudah 16 orang peserta pendakian kali ini. Lalu perjalanan ke Pos Pendakian Sembalun dimulai, mampir di Alfamart depan bandara untuk memenuhi kebutuhan logistik yang dikira masih kurang.




Minggu, 25 Mei 2014
Minggu dini hari tiba di Pos Pendakian Sembalun, kami istirahat di halaman belakang pos pendakian, tidur beratapkan langit penuh bintang :D sambil menunggu pagi. Pukul 07.00 sarapan dan repacking serta mengurus simaksi pendakian, harga tiket simaksi di TNGR ini tergolong murah, yaitu Rp. 5.000 per hari per orang. Briefing sebentar disertai dengan doa dan diputuskan teknis pendakian kali ini adalah bebas, yang merasa ingin cepat, bisa duluan. Setelah selesai semua itu kami memutuskan untuk naik mobil pickup untuk mengirit waktu sekitar satu jam jika harus berjalan kaki. Pukul 09.00 turun dari pickup dilanjutkan berjalan kaki, jalur awal tidak terlalu berat medannya berupa padang savana dengan cuaca yang cukup terik tapi panas, saya sampai pos 1 pada pukul 11.00 bertemu dengan Irfan yang sudah sampai duluan, istirahat tidak terlalu lama langsung lanjut ke pos 2, medannya masih sama berupa savanna dengan jalur yang cukup landai, tiba di pos 2 hampir pukul 01.00, sudah ada Mas Angga, Mas Gorga, Bang Jo, Mba Mida dan Mba Bevy serta dua porter kami yaitu Mas Aldo dan Mas Dana, istirahat sekitar 20 menit di pos ini lalu lanjut kembali berjalan sampai pos 2 ekstra, disini saya istirahat cukup lama, sampai ketiduran, setelah bangun lanjut kembali perjalanan sampai pos 3, dan tiba di pos 3 pukul 14.00. Teman-teman yang sudah sampai duluan sudah mendirikan tenda. Sambil menunggu anggota yang lain tiba, kami masak-masak untuk mengisi perut. Menjelang maghrib semua peserta sudah tiba di pos 3, malam hari sebelum semua masuk tenda diisi dengan acara main gapleh dan eksperimen masak-masak, dan kami menemukan menu baru, benar satunya yaitu energen campur bawang putih, tapi saya ga tau rasanya, karena ga menyicipi, juga kami saling berkenalan lebih jauh untuk mengetahui latar belakang masing-masing. Pukul 22.00 semua masuk tenda untuk isitirahat dengan cara tidur.
 Pintu pendakian Sembalun


Padang Savana dengan latar Gunung Rinjani

Senin, 26 Mei 2014
Pagi hari di pos 3 diawali dengan bangun yang masih ngantuk lalu kemudian masak-masak untuk sarapan dan repacking. Pukul 09.00 mulai trekking, target menuju Plawangan Sembalun. Jalurnya menanjak dengan bonus yang hanya sedikit ditambah harus melewati bukit penyesalan, sangat luar biasa. Pukul 13.00 tiba di Plawangan Sembalun, mendirikan tenda dan menikmati pemandangan danau Segara Anak dari atas. Sore hari mengambil air ke mata air yang harus ngantri untuk persiapan summit dan makan malam. Beberapa saat setelah gelap, kami menyambungkan untuk tidur, agar ada tenaga untuk summit.
 Pagi hari di pos 3

Bukit penyesalan

Danau Segara anak, dilihat dari Plawangan Sembalun

Camp site Plawangan Sembalun

Senja di Plawangan Sembalun

Selasa, 27 Mei 2014
Pukul 00.00 semua sudah bangun, trekking ke puncak Rinjani 3726 dimulai, jalur menanjak dengan medan pasir dan kerikil membuat langkah menjadi semakin berat. Angin yang sangat kencang juga membuat tubuh menjadi sangat dingin, tapi Alhamdulillah, pukul 06.00 saya tiba di Puncak Rinjani 3726 mdpl. Berfoto-foto untuk mengabadikan momen di ketinggian, tidak terlalu lama, sekitar pukul 07.00 kembali turun ke Plawangan Sembalun dan tiba di Plawangan Sembalun pukul 09.00. Memulihkan tenaga dengan makan dan tidur sejenak, saya kira sudah cukup, tapi pas bangun masih ngantuk

Saya di 3726 mdpl


Pukul 12.00 perjalanan dilanjutkan dengan target danau segara anak. Jalur menuju danau ini berupa turunan yang curam dengan medan batu-batu yang membuat kaki sakit. Sekitar pukul 15.30 tiba di Danau Segara Anak, mendirikan tenda dan tidur (lagi) sejenak, lalu mengambil air, mengambil air tidak di danau karena katanya airnya berasa asam, jadi harus ke sumber mata air, berjalan sekitar 15 menit dari camping ground, mengambil air disini harus antri, sehingga kami baru selesai ketika hari mulai gelap, sebelum kembali ke camping ground, mampir di hot spring, berendam untuk memulihkan pegal-pegal, sekitar 20 menit di hot spring, kembali ke camping ground, makan dan tidur.

Menuju Segara Anak



Rabu, 28 Mei 2014




Pagi di Danau Segara Anak, sarapan dan repacking serta foto-foto sebelum kembali ke realita. Pukul 10.00 trekking ke arah Plawangan Senaru, sampai Plawangan Senaru jalur menanjak terus dengan medan batu-batuan dan dengan pemandangan yang sangat indah. Tiba di Plawangan Senaru sekitar pukul 13.00, istirahat sejenak lalu turun ke pos 3, dari Plawangan Senaru ke pos 3 medannya berupa pasir sehingga agak susah turun oleh karena sebab licin. Pukul 14.30 tiba di pos 3, istirahat sejenak, saya mengambil air di mata air yang ada di pos 3 tapi tidak jadi karena airnya kering, sementara persediaan air saya sudah habis, jadi langsung lanjut ke pos 2 karena di pos 2 juga ada air. Dari pos 3 ke pos 2 jalur sudah lumayan enak, berupa tanah tapi mulai memasuki hutan. Pukul 16.00 tiba di pos 2, dan lagi-lagi saya tidak menemukan air, karena air yang ada di mata air pos 2 agak keruh, langsung lanjut ke pos 1, medannya masih berupa hutan lebat. Tiba di pos 1 pukul 17.00. Lanjut ke pintu Senaru yang masih berjarak 1 km. Tiba di pintu senaru pukul 17.30 dan disini ada warung, akhirnya saya puaskan dengan minum 2 botol pocari sweat untuk menghilangkan haus dari kehabisan air semenjak di pos 3. Kemudian lanjut ke RTC(Rinjani Trekking Center) Senaru, di tengah perjalanan dari pintu Senaru ke RTC ada warga yang menawarkan untuk naik ojek, tidak berpikir lama atau bahkan mungkin ga mikir sama sekali, saya langsung naik karena badan yang sudah sangat capek. Tepat pukul 18.00 saya tiba di RTC Senaru, tim pendakian yang sudah tiba lebih dulu dari saya adalah Mas Angga, Mba Mida dan para porter. Tiba di RTC Senaru saya sedikit heran, karena mobil carteran yang kami sewa untuk besok pagi sudah datang, tapi ga saya hiraukan, saya putuskan untuk ke homestay terlebih dahulu, untuk mandi dan istirahat sambil menunggu kawan-kawan yang lain tiba. Pukul 19.30 saya dan mas Angga kembali ke RTC untuk menjemput kawan-kawan yang lain. Pada pukul 20.30 Fajar dan Irfan tiba, kami antarkan mereka ke homestay. Pukul 23.30 semua tim sudah turun dengan selamat tapi kasihan, pada cape, saya juga. Kemudian sopir mobil carteran ngabarin bahwa mereka ingin berangkat malam itu juga, tapi mengingat kondisi tim yang baru turun, diputuskanlah untuk cancel mobil carteran itu. Setelah itu makan, dan tidur.



Kamis, 29 Mei 2014
Bangun, masih ngantuk, tapi saya ga tidur lagi, hanya merem, untuk kemudian lalu mencari makan dan souvenir TNGR sekalian untuk mencari mobil yang mau mengantarkan kami ke Mataram. Di sekitar RTC kami mendapatkan mobil dengan kapasitas yang muat banyak orang dengan harga yang lumayan murah, disepakati-lah pukul 11.00 kita semua harus udah berangkat. Sambil menunggu itu, kami sarapan di warung dekat RTC yang juga jual t-shirt TNGR. Setelah itu kembali ke homestay, mandi dan repacking, tepat pukul 11.00 mobil sudah ada di halaman homestay, susun keril, naik ke mobil, berangkat ke Mataram untuk mampir dulu ke Pantai Senggigi.



Pukul 14.30 tiba di pantai Senggigi, disini kami tidak terlalu lama, hanya makan dan foto-foto di pantai dan beli t-shirt yang ternyata harganya jauh lebih murah daripada di RTC. Pukul 15.30 naik ke mobil lagi untuk menuju bandara.Pukul 16.30 tiba di bandara untuk perpisahan dengan teman-teman yang masih stay di Lombok, mereka masih mau ke Gili.  Saya dan teman-teman yang langsung pulang ke Jakarta nongkrong dulu di parkiran bandara, karena disini ada yang jualan, aneh. Pukul 17.30 saya masuk ke bandara untuk check in, sendiri, karena teman-teman yang lain jadwal terbangnya adalah pukul 20.30 sedangkan saya pukul 18.50. Tepat pukul 18.50 pesawat lepas landas dari bandara untuk terbang menuju Jakarta dengan ada saya di dalamnya yang sedang tidur.

Minggu, 01 Juni 2014

Rinjaniku

Sebuah senja di Plawangan Sembalun
 
Tentang terik matahari di siangmu
Tentang dingin kabut di malammu
Tentang fajar di puncakmu
Tentang senja di punggungmu

Yang ketika itu menyapaku
Yang memberi kenyamanan di hatiku
Yang membekas di pikiranku
Yang pantas untuk selalu kurindu

Rinjaniku...