Jumat, 03 Juli 2015

Kaki Kaki

Kaki kaki
Yang berlalu membekas jejak
Membenam tanah, melangkah beriring
Mendaki langit, menuju biru

Kaki kaki
Yang mengayun-ayun menembus bening
Tenggelam jernih, tertelan bias
Menyelam ombak, menguat karang

Minggu, 28 Juni 2015

#MenaraPerasaan

#MenaraPerasaan saya di RTPD, dititip tulis oleh admin @kantinnasion

Tetapi aku adalah awan
Yang sedang berproses menuju hujan
Menunggu jatuh untuk membasahimu
Menanti kau kehilangan payungmu
Agar tak ada yang bisa menghalangiku menggapaimu

Sajak Kecil Tentang Cinta (Sapardi Djoko Damono)

Mencintai angin, harus menjadi siut
Mencintai air, harus menjadi ricik
Mencintai gunung, harus menjadi terjal
Mencintai api, harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala, harus menebas jarak
Mencintai-Mu..., harus menjelma aku

Sabtu, 27 Juni 2015

Bipolar

 gambar: google.com

Pikiranku penuh dengan pikiran-pikiran kosong, tidak berisi, tapi berat. Lebih berat daripada aku harus menggendong tas carrier yang biasa aku bawa jika aku mendaki gunung. Kekosongan otakku yang rumit ini membingunkan, membuatku semakin aneh di hadapan kalian.

"Kamu harus kuat!" kata kalian seperti biasa.
Ya aku memang selalu kuat. Ini tak ubahnya rutinitas yang biasa aku jalani dan harus kuhadapi, terjadi berkali-kali, juga berulang-ulang. Payah jika aku tak bisa menghadapinya. Meski aku tahu  aku akan selalu kalah, tapi aku akan tetap melawan, dan terus melawan.

Melawan! Karena memang hanya itu yang bisa aku lakukan. Tak ada gunanya juga berdiam diri menunggu mati.

Kamis, 18 Desember 2014

Ngimpi Jadi Pemain Tunas Cibisoro (A Tribute to @sesepakultur)


Jersey Tunas Cibisoro - twitter.com/sesepakultur

JALABRIASEPOR.COM, CIBISORO - Menjelang Jalabria Super League (JSL) musim 2015, Tunas Cibisoro kembali mendatangkan pemain baru guna mencapai target mempertahankan gelar juaranya. Kali ini adalah Teguh Krismanto, gelandang berusia 21 tahun yang juga merupakan alumni Tunas Cibisoro Junior yang didatangkan oleh manajemen dari klub Besiktas Tasikmalaya.

"Alhamdulillah, akhirnya saya bisa kembali ke Tunas Cibisoro setelah 3 tahun berkelana. Insya Allah saya akan memberikan kemampuan terbaik saya di klub ini." ujar Teguh ketika diwawancarai di kediamannya.

Sebelumnya, pemain yang digadang-gadang sebagai Andrea Pirlo-nya Indonesia ini santer dikabarkan akan bergabung dengan klub Galatasari, tapi pada akhirnya pemain yang musim lalu mengoleksi 18 assist dan 3 gol ini lebih memilih meneruskan karier sepakbolanya di Tunas Cibisoro.

"Ya, pihak manajemen dari Galatasari memang sangat intens membujuk saya untuk bermain disana, ada juga tawaran dari Palencia Ciawi, Yupentus Tulungagung Selatan dan Mensester Ternate, tapi saya lebih prioritaskan tawaran dari Tunas Cibisoro, siapa sih putra daerah asli Jawa Barat yang ga mau main untuk tim sebesar Tunas Cibisoro, apalagi musim depan kan Tunas Cibisoro main di level Asia." sambungnya.

Di lain tempat, manajer Tunas Cibisoro, Haji Dudung menjelaskan direkrutnya Teguh tidak lepas dari hengkangnya Tatang Tarantula ke klub rival, Putra Cangkring 4848, "Ya, kita rekrut dia untuk mengisi pos kosong di sektor gelandang, kebetulan Wa Entis (pelatih Tunas Cibisoro, red) juga menginginkan dia karena tipe permainannya sama dengan Tatang. Mudah-mudahan dia bisa menggantikan pos sentral itu dan memberi kontribusi assist kepada duet penyerang, Apud Dzumahpudin dan Asep Bandi. Mudah-mudahan juga dengan direkrutnya dia, Tunas Cibisoro bisa lebih berprestasi walaupun mengandalkan pemain lokal."

Seperti diketahui, Tunas Cibisoro menjuarai Jalabria Super League U-21 pada tahun 2010 tidak terlepas dari kontribusi 3 pemain ini, dimana Teguh sendiri menjadi penyumbang assist terbanyak dengan 12 assist dari 16 pertandingan.

"Insya Allah, nanti Senin (05/01) Teguh langsung tanda tangan kontrak bersama dua pemain baru lainnya, Asep Konidin dan Dadang Burhan." tutup Haji Dudung. (Ugah Tenung/JS)

Kamis, 25 September 2014

Pulau Tunda

Sabtu, 6 September 2014

Pagi-pagi sekali, saya sudah berangkat ke terminal kampung rambutan, sudah ada janji dengan beberapa kawan saya untuk berangkat bersama ke kota Serang. Ketika saya tiba di terminal bis Kampung Rambutan, sudah menunggu 6 orang, yaitu Bang Yansen, Alan yang sudah saya kenal sebelumnya, dan Mba Windhy (TS), Heru, Sri yang baru saya kenal, juga Thoriq, anak bungsu Bang Yansen. Setelah berkumpul dengan Mas Doni dan kedua temannya, yaitu Mba Muti dan Mas Korea? (Saya gak tahu nama aslinya). Kami berangkat ke terminal Pakupatan kota Serang untuk bertemu dengan rombongan perjalanan ke pulau Tunda di meeting point yang telah dijanjikan dengan kawan-kawan yang lain.

Rabu, 10 September 2014

Air September

Dihantam kami dari udara, dicerca jutaan peluru tetes air yang ditembakkan awan. Gerimis pada sebuah sore di September bersama Jakarta yang mungkin sedang ingin dingin. Dingin yang tak sejuk, tapi cukup untuk menghadirkan nyaman yang tak selalu ada pada Jakarta.

Perlahan tetes air berubah menjadi air terjun, air terjun kecil yang menderu meyibakkan rindu. Bersamanya diantarkan senja jingga yang mulai menyapa, kepada malam yang akan merangkulnya. Memperpanjang sejuk kepada kami.

Hujan di sore itu kini telah berubah menjadi malam yang lembab, yang karenanya menghadirkan bias-bias lampu warna-warni yang terbaca dikejauhan. Lampu-lampu yang sibuk mengarahkan kami, mengarahkan kami kepada terpejamnya mata yang menghapus lelah. Lelah kami yang terhapus, terbawa arus air September.

*) Ditulis ketika sedang tidak hujan di Jakarta, dan bulan Agustus pagi hari